Indonesia merupakan negara yang berada di garis khatulistiwa dan beriklim tropis, sehingga dapat terkena sinar matahari yang sangat kuat. Saat terkena sinar matahari, radiasi ultraviolet (UV) dapat merusak kulit.
Selain itu, perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global dapat menyebabkan paparan sinar UV yang lebih tinggi. Sinar ultraviolet matahari terdiri dari sinar UV A, UV B, dan UV C. Panjang gelombang sinar UV (320-400 nm) dapat mencapai permukaan bumi lebih dari 90 derajat, menembus kulit dan mencapai lapisan Dermis (dalam) kulit. Di sisi lain, sinar ultraviolet dengan panjang gelombang (290-320) hanya menyumbang 5% dari total sinar ultraviolet, dan sebagian besar diserap oleh Stratum Korneum (lapisan terluar) kulit, dan hanya sebagian kecil yang melewatinya. bagian atas Dermis. Meskipun memiliki panjang gelombang sinar UV C (200-290 nm), namun tidak sampai ke permukaan bumi karena diserap oleh ozon di atmosfer.
Terlihat bahwa lapisan ozon dapat mencegah masuknya sinar UV B dan UV C. Oleh karena itu, jika lapisan ozon terus menipis, sinar UV C yang mematikan dapat mencapai Bumi.
APA YANG TERJADI JIKA TERPAPAR SINAR UV TERUS MENERUS ?
Respon akut terhadap radiasi UV B pada kulit manusia termasuk kemerahan, pembengkakan, dan penggelapan pigmen, diikuti dengan penyamakan kulit dan sintesis vitamin D.
Eritema akibat paparan UV B muncul sekitar 4 jam setelah terpapar, memuncak pada 8 hingga 24 jam, dan menghilang sekitar 1 hari kemudian. Pada orang tua berkulit putih, Eritema UV B dapat bertahan dan kadang – kadang dapat berlangsung selama berminggu – minggu.
PROTEKSI SINAR UV
Setiap orang perlu dilindungi dari sinar matahari, apa pun jenis kulitnya, tetapi orang dengan kulit gelap memiliki perlindungan yang lebih baik dari sinar UV. Saat terkena sinar matahari, kelainan terjadi ketika kemampuan kulit untuk menahan efek ini terlampaui.
Ada beberapa cara untuk mencegah paparan sinar UV.
- Hindari paparan sinar matahari yang berlebihan dari pukul 10 pagi hingga 4 sore
- Kenakan alat pelindung diri seperti pakaian, topi, payung, dan kacamata.
- Pemakaian tabir surya secara tepat, konsisten dan teratur.
TABIR SURYA
Beberapa penelitian tentang photoprotection dari matahari menyatakan bahwa penggunaan tabir surya topikal (oles) secara teratur dan memadai dapat mencegah kerusakan kulit dan kanker kulit. Tabir surya merupakan produk kosmetik pelindung yang dapat menyaring dan menghalangi sinar matahari yang mengenai kulit. Tabir surya dibagi menjadi dua macam :
- Tabir Surya Kimia
Tabir surya kimia melindungi kulit dengan menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi panas. Tabir surya ini juga dikenal sebagai tabir surya organik. Tabir surya ini diserap oleh kulit dan dapat menyebabkan iritasi kulit dan tidak boleh digunakan oleh bayi di bawah usia 6 bulan. Contoh tabir surya ini adalah Avobenzone, Octinoxate, dll.
- Tabir Surya Fisik
Tabir surya yang memantulkan sinar matahari dan melindungi kulit. Tabir surya ini dikenal sebagai tabir surya/sunscreen Aanorganik. Tabir surya ini melindungi dari sinar UV A dan UV B, stabil, memiliki kemungkinan alergi yang rendah, dan memiliki spektrum luas yang tidak diserap oleh kulit, sehingga dapat digunakan oleh anak – anak. Menurut Food and Drug Administration (FDA), tabir surya fisik adalah tabir surya yang ideal. Untuk mengoptimalkan efektivitas tabir surya, beberapa produsen kosmetik sering menggunakan kombinasi tabir surya fisik dan kimia.
SPF (Sun Protection Factor)
Pada tabir surya Istilah SPF sering dijumpai pada produk kosmetik perawatan kulit. SPF adalah tabir surya yang melindungi kulit dari sinar UV. Kekuatan tabir surya tergantung pada nilai SPF. Kadar SPF tabir surya bervariasi, mulai dari 150. Idealnya, Anda harus menggunakan tabir surya spektrum luas yang dapat melindungi dari UV A dan UV B dengan SPF di atas 15 tetapi tabir surya tidak sepenuhnya melindungi kulit Anda dari paparan sinar UV.
POTENSI TABIR SURYA
Efektivitas tabir surya tidak hanya bergantung pada nilai SPF-nya, tetapi juga pada beberapa faktor yang menentukan potensi Tabir Surya. Sebagai Berikut :
- Jenis
Jenis tabir surya yang ideal adalah tabir surya yang melindungi dari UV A dan UV B, tidak menimbulkan iritasi.
- Cara Pakai
Cara pakai menentukan efektivitas produk tabir surya. Ini harus diperhitungkan saat menerapkan produk Tabir Surya yaitu:
- Jumlah/ketebalan yang cukup dan merata
- Pemakaianya rutin setiap hari
- waktu pemakaian adalah 15-30 menit sebelum keluar rumah/ terpapar sinar UV dan tabir surya dibiarkan kering terlebih dahulu sebelum memakai make up
- pengulangan kembali pemakaian tabir surya kuang lebih setelah 2-4 jam tergantung aktifitas, efektifitas tabir surya berkurang jika terkena keringat/air. Jika melakukan aktifitas berenang di ulang dalam 1 jam dengan memakai tabir surya water resistant.
- Pemakaian awal atau pergantian tabir surya baru dianjurkan untuk mencobanya terlebih dahulu pada sebahagian kecil area untuk menghindari efek alergi ataupun iritasi.
- Kadar
Seperti yang telah diuraikan diatas nilai SPF yang baik adalah diatas 15, namun banyak kosmetik yang dijual di pasaran mencantumkan SPF pada kemasan tetapi tidak menyantumkan jenis tabir surya yang dikandung. Beberapa penelitian mengenai fotoproteksi sinar matahari menjelaskan penggunaan tabir surya topikal (yang dioles pada kulit) teratur dan adekuat dapat mencegah dari kanker kulit. Namun efektifitas suatu tabir surya di tentukan oleh beberapa hal seperti jumlah tabir surya yang dipakai cukup, waktu pemakaianya yang tepat, reaplikasi( pengulangan) pemakian dalam 2-3 jam serta pengunaanya rutin setiap hari.